Produksi Televisi (Part 6)

Editing pada TV Production

Editing dapat dengan mudah menjadi rutinitas memindahkan antara satu shot ke shot lainnya. Namun apabila disertai pengetahuan dan keterampilan editing dapat menjadi sebuah kontribusi yang vital bagi suatu produksi.

Pada produksi TV akan ditemukan editing dalam 3 bentuk:

  1. Video switching in real time, mempergunakan production switcher ( video mixer)
  2. Post production videotape editing
  3. Film editing

Meskipun secara mekanis masing-masing prosesnya berbeda, efek artistiknya bisa jadi hampir sama.Yang perlu diperhatikan pada saat editing adalah:

  1. Moment yang dipilih untuk diganti dari satu shot ke shot lainnya. (cutting point)
  2. Bagaimana pergantian shot tersebut (cut, mix,dsb) dan kecepatan transisi.
  3. Order of shots (sequence) dan durasinya (cutting rhythm).
  4. Mempertahankan kualitas gambar yang baik dan kesinambungan audio. Menggabungkan adegan yang diambil pada waktu dan tempat berbeda, apabila adegan diambil dengan satu kamera.

Pada prakteknya, dengan editing memungkinkan terciptanya membangun alur cerita yang halus. Anda dapat menghilangkan moment yang tidak relevan atau membingungkan, atau yang berisi kesalahan. Anda dapat memperpendek atau memperpanjang durasi adegan. Hasil editing yang dibuat akan berpengaruh secara langsung pada bagaimana respon pemirsa pada materi program, bagaimana interpretasi pemirsa dan bagaimana reaksi emotional mereka.

Meskipun memungkinkan adegan itu diambil dalam satu shot tidak putus, seringkali disarankan menggunakan shot yang berbeda. Karena dengan begitu akan memberikan efek yang dramatis.

  1. Dengan editing dapat memindahkan pusat perhatian, mengarahkan perhatian ke aspek lain dari suatu subjek atau scene.
  2. Editing dapat memberi penekanan pada suatu informasi atau justru menghambat suatu informasi.
  3. Editing itu selektif. Bagaimana shot disusun dan berapa lama durasi shot, dapat berpengaruh pada bagaimana interpretasi pemirsa dan reaksi mereka
  4. Editing dapat memberikan sense of freedom, memungkinkan untuk berpindah waktu serta ruang secara cepat. Dapat menempatkan suatu kejadian secara runtut meskipun kenyataannya kejadian tersebut terjadi pada waktu dan ruang yang berbeda.
  5. Editing dapat menciptakan interrelasi yang ada atau tidak pernah ada.
  6. Editing dapat menciptakan ketegangan, humor, horror.

Editing dan TV Director

Penulis di ruang editing Avid Adrenaline, School for Broadcast Media

Pada pembuatan film, editor dan asistennya bertanggungjawab pada mekanik dan teknik proses editing; menyerahkan hasilnya untuk ditentukan oleh sutradara. Mulai dari rough cut sampai final fine-cut disusun.

Pada kebanyakan TV show, sutradara mengerjakan editingnya sendiri, baik membuat keputusan secara spontan atau bekerja berdasarkan detail naskah. Bisa jadi sutradara mengoperasikan production switcher (vision mixer) sendiri. Tetapi biasanya technical director atau switcher specialist (vision mixer) mengoperasikan alat berdasarkan instruksi sutradara. Untuk produksi dengan multi kamera, kebanyakan dari perpindahan antar shot dilengkapi saat ‘on the hoof’ selama original recording.

Postproduction VT editing terutama meliputi: menggabungkan ‘takes’ yang terpisah, insert koreksi, memotong yang tidak perlu. Selama VT editing, efek video boleh juga ditambahkan dan diisi pemanis suara.

Bagaimanakah sutradara bekerja, mulai dari menentukan kamera sesuai naskah yang memuat semua transisi intershot secara terencana; mengatur editing selama gladi; atau membuat keputusan secara spontan selama taping, itu semua sangat tergantung pada tipe program.

Menyaksikan preview gambar di monitor yang secara terus menerus memutar beragam video sources, sutradara memilih moment yang dikehendaki, menyambungkan source yang dipilih ke dalam line ( transmisi, channel utama, studio output). Shot yang terpilih tersebut mungkin shot yang sangat sesuai dengan yang direncanakan, mendekati, atau yang dimodifikasi oleh cameraman.

Masing-masing preview monitor memutar semua gambar mulai dari particular source (materi utama); tidak hanya shot yang telah siap di-set up disambung ke kabel (transmisi). Tetapi juga endless random pictures (gambar acak tanpa akhir). Jadi, monitor yang berjajar akan memperlihatkan shot kamera bergerak ke posisi, saluran film yang sedang diputar, grafis yang sedang dibuat, lighting adjustment, VT yang sedang ditutup… Dengan keadaan seperti ini, sutradara sibuk berkonsentrasi pada source, memandu production team, mengarahkan, mengoreksi, memilih, mengkoordinasi kerja team. Semua ini masih ditambah dengan memeriksa performa, memastikan semua sesuai jadwal, dan memngatasi hal-hal yang tidak terduga. Dengan kondisi seperti itu, cukup mengherankan, editing hanya dianggap sebagai ‘mechanical switching

Videotape Editing

Sebagaimana perkembangan videotape recording, beragam metode produksi menjadi memungkinkan bahwa editing tidak dapat dilakukan selama siaran langsung. Elaborasi teknik-teknik berikut sangat tergantung pada fasilitas videotape editing yang tersedia.

Pada dasarnya, videotape editing meliputi memilih dan memutar bagian tape yang diinginkan dan merekam hasilnya pada videotape recorder lainnya.

Saat gambar diedit, audio yang menyertai gambar tersebut harus disulih (dubbed off). Proses ini biasanya dikerjakan oleh audio engineer (sound supervisor).

Metode yang umum digunakan untuk merekam acara, sbb:

  • Live on tape
  • Basic retakes
  • Discontinous recording
  • Dedicated VTRs
  • Isolated camera (ISO)
  • Single camera recording

Live on Tape

Program direkam secara terus menerus sebagaimana yang disiarkan secara langsung. Videotape dipergunakan di sini sebagai ’straightforward recording medium’untuk memberi jadwal yang lebih longgar pada facilities dan transmisi, mengulang transmisi, penundaan analisis, dsb. Seluruh editing dibawa ke studio production switcher selama pertunjukan, dan siap untuk disiarkan. Sebuah videotape recorder (VTR) siap dipergunakan, bisa juga dengan sebuah parallel VTR channel untuk merekam duplikatnya, menjaga kemungkinan terjadi kekeliuran dalam proses rekaman (back up copy, backing, insurance copy). Hal ini sangat dianjurkan, terutama ketika tidak mungkin untuk mengulang pertunjukan!!!

Basic Retakes

Di sini produksi direkam secara terus menerus sebagaimana yang akan disiarkan, tetapi kesalahan-kesalahan yang terjadi (performa, produksi, teknis) direkam ulang dan bagian yang perlu dikoreksi diganti. Duration trimming boleh jadi menghendaki editing cuts, seringkali ditutupi dengan menempatkan cutaways/nod shot/reaction shot. Sebagaimana sebagian besar program dapat dirubah dengan editing, metode ini sangat berguna.

Discontinous Recording

Pertunjukan mungkin direkam dalam sebuah serial sequence atau scene, masing-masing retake sesuai keperluan untuk koreksi atau improvisasi. Takes tersebut bisa jadi diperpendek, adegannya dibuang atau dirubah. Kadang-kadang dikerjakan beberapa versi shot, yang mungkin akan dipilih belakangan. Production switcher dipergunakan untuk kebanyakan transisi intershot.

Selama videotape editing yang dikerjakan kemudian, bagian/section (pada dasarnya berisi editing itu sendiri) disulih (dubbed off) pada tahap akhir . Selanjutnya audio treatment (audio sweetening) dapat ditambahkan pada tahap ini (background music, audio effect)

Note : Tulisan ini disarikan dari buku Television Production, Gerald Millerson,Focal Press serta pengalaman saya sendiri. Silahkan copy paste tulisan ini dengan mencantumkan sumber web ini www.dikiumbara.com

7 pemikiran pada “Produksi Televisi (Part 6)

  1. Ping balik: Produksi Televisi (Part 1) « Diki Umbara

  2. hallo pa diki kita crew kaki langit..sblumnya trimakasihnya atas bimbingannya pada tugas akhir kmarin..pa kita masih tetap boleh tanya-tanya kan sekitar dunia broadcast? terutama masalah editing dengan software avidnya..


    Saya ucapkan selamat juga ya “Kaki Langit” sebagai TA kalian merupakan film yg baik.
    Tanya2 tentang dunia broadcast tentu saja boleh. Mau tanya tentang Avid Editing? monggo silahkan.

  3. kami crew TV lokal yang baru lahir…tolong dong masukannya..apa hal pertama yang sangat penting yang harus kami lakukan????

  4. salam kenal pa diki…, saya crew tv di salah satu rumah sakit yg baru menyediakan fasilitas tv kabel sangat tertarik sekali dengan adanta artikel-artikel yg di muat oleh bapak. kalo bapak berkenan bolehkah saya ikut dalam diskusi ini, terutama tentang broadcast. mungkin banyak sekali pertanyaan yg ingin saya sampaikan menyangkut broadcast ini pa…,terima kasih sebelumnya…bapak telah berkenan m’baca ini komen…salam kenal ” Firman Kusumah ”

    salam kenal juga, mari kita diskusi

Tinggalkan komentar