Salam Kopi Johny! Melihat Tim Kreatif Bekerja
Diki Umbara
Pagi itu Jakarta gerimis, namun karena hari Minggu jalanan dari daerah Kebon Sirih menuju Kelapa Gading pun tidak memakan waktu lama, suatu hal di luar kebiasaan jalanan ibukota. Nurul Halimah bergegas keluar dari mobil, di Jalan Kelapa Kopyor ia menemui salah seorang pengacara ternama di negeri ini.
Kedatangan Nurul Halimah disadari oleh Hotman Paris Hutapea yang rupanya telah tiba lebih dulu. Kali ini yang menemui Hotman lebih dari 20 orang, setidaknya itu yang tertera di buku catatan yang berada di atas meja dimana Hotman siap melayani keluh kesah orang yang sengaja datang ke Kopi Johny.
Tapi Ndut, begitu Hotman memanggil Nurul Halimah, bukanlah tamu biasa, ia tidak ada di list orang-orang yang akan curhat perihal permasalahan hukum. O ya Ndut itu bukan body shaming, ini adalah panggilan spesial Hotman pada Nurul. Perempuan berhijab ini merupakan tim kreatif untuk acara Hotman Paris Show, sebuah acara talkshow yang dipandu Hotman Paris di salah satu stasiun televisi.
Kopi Johny Masuk TV
Yang dilakukan Halimah merupakan satu di antara sekian banyak apa yang mesti dikerjakan oleh seorang yang tergabung di tim kreatif televisi. Imah begitu ia biasanya dipanggil, sedang melakukan dua hal sekaligus. Di Kopi Johny ia sedang mencari narasumber yang nantinya akan diundang ke acara Hotman Paris Show. Talent yang dimaksud adalah orang yang memiliki kasus hukum tertentu yang nantinya akan diundang untuk hadir saat shooting di segment SKJ alias Salam Kopi Johny. Ini merupakan salah satu segment di acara HPS (Hotman Paris Show) dimana narsumber akan mengungkapkan kasusnya di studio saat shooting.
Mencari narsumber dari sekian banyak orang yang mengadu pada Hotman di Kedai Bapau dan Kopi Johny bukan perkara mudah. Imah menyimak kasus demi kasus yang diungkap orang-orang yang antri tadi, lantas memilah mana di antara kasus tersebut yang paling menarik. Ada banyak kasus yang diungkap pada Hotman dari masalah hutang piutang, sengketa tanah, asmara, hingga kasus kriminal yang rumit .
Tidak sampai di situ, sebab Imah mesti melihat juga apakah yang memiliki kasus tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang baik atau tidak. Sebab walau bagaimana pun tentu ini penting, sebab narasumber yang talkactive akan lebih menarik di televisi.
Di kesempatan lain Sigit Saputro, produser acara HPS juga melakukan apa yang Imah kerjakan. Sigit yang pernah menjadi tim kreatif di Fremantle Media ini memilih narsumber yang curhat pada Hotman di Kopi Johny tentang kasus pembunuhan ibunya. Dua orang kakak beradik datang jauh dari Medan mengungkapkan bahwa pembunuh ibunya belum juga terungkap padahal sudah berlangsung 4 tahun lalu. Sigit melihat bahwa calon narasumbernya memiliki cerita yang kuat. Benar saja, saat shooting HPS dan kedua orang tersebut dihadirkan di SKJ Hotman Paris Show, segment ini pecah.
Ya seorang yang tergabung di tim kreatif, ia mesti memiliki insting yang kuat sehingga ia bisa menemukan narasumber yang pas untuk mengisi acara.
Riset adalah Segalanya
Di sebuah ruangan yang dengan suhu 18 derajat celcius, Nurul Halimah bercengkerama dengan Ririn Zulaikha rekannya sesama kreatif untuk membahas tema. Entah apa yang mereka diskusikan hingga akhirnya Imah pun menelpon Hotman Paris untuk menjelaskan perihal tema serta bintang tamu yang akan dihadirkan untuk shooting. Nampak lumayan alot, barangkali kreatif dan host acara talkshow tersebut sedang mencari titik temu. Penjelasan kreatif pada host sebelum shooting ini tentu saja penting agar saat briefing nantinya lebih mudah.
Salah satu tugas penting seseorang yang tergabung di tim kreatif adalah riset. Apapun jenis program acara televisi bahwa riset itu hal paling penting apalagi genre talkshow tentu saja. Karena itulah, baik sebelum mendapatkan narasumber atau bintang tamu maupun setelah bintang tamu itu ditentukan dan didapat maka tim kreatif melakukan riset.
Hasil riset ini kelak akan berguna, untuk membuat naskah serta pertanyaan kepada narasumber. Hasil riset juga bisa diberikan kepada pembawa acara agar sebelum melakukan wawancara, ia sudah memiliki pengetahuan terlebih dulu. Data yang telah didapat dari riset diolah sedemikian rupa sehingga outputnya akan menjadi naskah untuk VT (Video Tape) yakni materi yang akan ditayakan saat talkshow serta menjadi bahanpertanyaan yang disusun menjadi question list.
Kreatif dan Komunikasi
Komunikasi merupakan hal penting lainnya yang mesti dimiliki oleh seorang tim kreatif, sebab ia akan berkomunikasi dengan orang lain dalam menyampaikan gagasannya. Apa yang telah dikonsep serta ditulis oleh tim kreatif selanjutnya mesti disampaikan dengan baik pada orang yang akan mengeksekusi yakni program director dam timnya serta komunikasi dengan pengisi acara, baik host maupun bintang tamu.
Tim kreatif mesti melakukan briefing sehingga skrip dan rundown dipahami oleh pembawa acara. Sebaik apapun ide serta gagasan yang tertuang dalam naskah maupun rundown, akan menjadi sia-sia ketika ia tidak tersampaikan dengan baik pada pengisi acara. Karena itulah tim kreatif mesti memiliki kemampuan komunikasi yang baik juga agar pesan ditangkap oleh komunikan. Ya salah satu syarat menjadi tim kreatif ia mesti menjadi komunikator yang baik pula.
Komunikasi juga diperlukan oleh tim kreatif untuk menyampaikan gagsannya pada kru yang lain. Kreatif akan melakukan briefing yang mesti dipahami oleh pengarah acara serta pengarah lapangan. Rundown yang telah disusun mungkin saja berubah saat shooting menjelang, namun demikian rundown mesti telah disusun secara baik pula sebab itu akan menjadi acuan kru dan pengisi acara.
Menulis untuk Mata
Di depan sebuah PC Nurul Halimah tampak sedang menulis script yang nantinya dibacakan oleh host dan co host. Pertanyaan ia susun sedemikian rupa mulai segment pertama hingga segment terakhir. Imah juga membuat kalimat pembuka untuk host yang ia tulis, kadang setelah daftar pertanyaan selesai atau malah ia tulis dari awal sebelum daftar pertanyaan semua ia tulis.
Tidak ada tim kreatif yang tidak bisa menulis. Inilah kemampuan tim kreatif yang hukumnya paling wajib. Menulis yang bukan melulu urusan teknis tapi bagaimana ide dituangkan agar nantinya bisa dilihat dan dinikmati penonton. Menulis naskah televisi, baik itu narasi, dialog, bahkan daftar pertanyaan, ia harus memperhatikan bagaimana nantinya bisa menghasilkan tontonan yang baik, informatif atau setidaknya menghibur. Jika tidak mendapatkan salah satunya, maka dipastikan naskah yang dibuat memang buruk adanya.
Menulis sejatinya bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain atau audiens dalam hal ini. Karena itulah setelah atau sebelum menulis posisikan diri sebagai orang lain, orang yang kelak menyaksikan acara dari naskah yang kita tulis.
Paska Produksi
Menjelang siang sepulang dari Kopi Johny, rupanya Nurul Halimah tidak langsung pulang ke rumah, tidak pula pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan wanita padahal saat itu hari Minggu. Imah kembali ke kantor, ia menuju ruang editing. Materi hasil shooting di studio sebelumnya itu sudah masuk mesin editing mesti ia potong. Sebagai kreatif, Imah melakukan rough cut, yakni memotong bagian yang tidak perlu.
Sebagai tim kreatif sebetulnya tidak wajib bisa menggunakan software editing, namun Imah seperti halnya tim kreatif lain, ia bisa menggunakan piranti lunak penyunting gambar. Ndut…eh Imah, memastikan bahwa durasi bisa presisi sesuai ketentuan materi tayang.
Tidak sekadar memotong, Imah pun melakukan marking atau tanda di timeline editing sebagai catatan untuk editor. Dengan demikian editor hanya mengerjakan fine cut alias merapikan saja. Enaknya jadi editor ya. Padahal sejatinya rought cut juga dilakukan oleh penyunting gambar atau editor bukan oleh tim kreatif.
Ide Tidak Ada Batasnya Tapi…
Idea is unlimited, sebuah adagium yang sepertinya sederhana tapi tak boleh dipahami mentah oleh tim kreatif. Betul bahwa ide dan kreatifitas memang tidak ada batasnya. Fakta dan angan-angan bisa ditulis sedemikian rupa oleh tim kreatif. Tapi yang paling penting adalah apakah ide tersebut bisa diwujudkan?
Karena itulah dibutuhkan brainstorming, agar ide tadi bisa dieksusi sesuai keinginan tim kreatif. Dengan demikian tim kreatif akan membahas gagasannya dengan produser serta tim. Hal yang paling simpel misalnya ketika ada ide dari kreatif yang memerlukan property tertentu.
Genre atau jenis acara televisi nyatanya akan memiliki treatment yang berbeda dari sisi kreatif. Variety show tentu akan beda misalnya dengan game show atau acara talent search. Pun demikian misalnya dengan acara yang memang murni dibuat sendiri atau adaptasi dari acara luar. Program televisi yang diadaptasi dan membayar royalty atas hal itu sebagai contoh, biasanya sudah ada production’s bible atau production’s book yang menjadi panduan untuk tim kreatif. Rule dalam sebuah game show misalnya apakah bisa diubah atau benar-benar copy cat dan adaptasi tanpa mengubah hal esensial di dalamnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.45 dan pekerjaan Imah sudah selesai. Briefing pada Hotman Paris malam ini memang tidak sampai benar-benar selesai. Nampaknya Nurul Halimah lebih nyaman menjelaskan langsung secara tatap muka ketimbang lewat telpon.
Nurul Halimah pun akhirnya pulang, sebab shooting akan dilakukan besok siang. Begitulah tim kreatif bekerja, ia mesti bisa mengatur waktu untuk dirinya sendiri. Tapi Imah yang sebelumnya bekerja sebagai tim kreatif di Metro TV kini nampak lebih happy. Bisa jadi passion sebagai tim kreatif justru ia rasakan kini di stasiun televisi dekat statsiun kereta Gondangdia.
Setelah membaca ulang artikel ini nyatanya masih banyak hal yang belum dipaparkan tentang tanggung jawab apa saja yang mesti dilakukan oleh tim kreatif. Barangkali memang mesti melihat bagaimana Nurul Halimah bekerja jauh lebih lama, bukan hanya sehari saja. Jika begitu, anggap saja ini part 1 dari beberapa part perihal bagaimana tim kreatif bekerja.